Bagi Anda yang berminat membeli rumah bekas alias rumah second, hendaknya Anda memperhatikan hal-hal penting sebelum membeli rumah second agar tidak merugi. Membeli rumah second tentu saja akan berbeda dengan membeli rumah yang baru. Dalam membeli rumah second, ada lebih banyak hal yang perlu dipertimbangkan agar Anda bisa benar-benar mendapatkan rumah yang tepat.
Simak cara-cara berikut sebelum Anda membeli rumah bekas!
Tanyakan usia bangunan, kapan renovasi terakhir, apa yang direnovasi dan mengapa direnovasi? Periksa daya dan distribusi, serta kondisi kabel listrik. Rasakan sirkulasi udara di setiap ruangan, bila terasa sesak apakah dapat diperbaiki dengan mudah atau harus dipasang pendingin ruangan. Periksa intensitas cahaya di setiap ruangan, jika kurang cahaya, ruangan akan menjadi lembap, yang dapat membuat barang cepat berjamur dan akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Periksa sumber air, bagaimana kondisi airnya, apakah dapat digunakan untuk minum, mandi, atau mencuci mobil? Periksa pula jalur pembuangan sisa rumah tangga dan WC, apakah masih lancar? Cek di mana posisi septic tank, di mana tempat pembuangan sampah dan jadwal pengambilannya. Periksalah juga jalur gas dengan cara yang sama dengan pipa air, apakah ada bau gas yang terasa di ruangan yang jauh dari dapur? Karena biasanya bangunan yang sudah berusia di atas 10 tahun biasanya memerlukan pergantian yang cukup banyak.
Ajaklah orang yang paham bangunan seperti tukang atau kontraktor. Periksa pula fondasi, struktur bangunan, lantai, dan atap apakah ada yang retak, bekas air di dinding yang horizontal, dan apakah ada tanda serangan rayap. Periksa lantai apakah ada yang mengembung, juga atap, serta dinding, apakah ada bekas air? Tutup semua keran, kemudian bukalah keran utama atau hidupkan pompa air, lalu carilah dinding atau lantai yang basah. Jika ada dinding yang basah maka Anda perlu merogoh kocek yang cukup dalam untuk melakukan renovasi.
Hal ini sangat penting. Ketahui alasan pemilik menjual rumah, siapa nama yang tercantum di dalam sertifikat rumah, apa hubungannya dengan si penjual, dan pertanyaan-pertanyaan penting terkait lainnya.
Mintalah denah rumah terakhir apabila si pemilik rumah memilikinya. Periksa semua ruangan yang ada dalam denah tersebut, apakah jumlah dan ukurannya sesuai ataukah ada ruangan yang hilang. Hal ini berguna bagi Anda untuk menempatan perabotan dan penataan ruangan lain nantinya.
Cari tahu siapa saja tetangga disekitar rumah, dan sudah berapa lama mereka tinggal. Jika banyak rumah yang kosong, cari tahu mengapa? Apakah di daerah tersebut pernah atau sering terjadi banjir? Bagaimanakah akses keamanan menuju rumah tersebut? Hal ini dapat membantu Anda menentukan kenyamanan tinggal di lingkungan tersebut.
Coba jalani rute di hari kerja menuju tempat-tempat biasa kamu dan anggota keluarga beraktivitas. Berapa jarak sebenarnya ke pasar, ke rumah ibadah, ke sekolah, ke rumah sakit, pertokoan, dan lain-lain, apakah lokasi rumah itu dekat dari jalur yang dilewati angkutan atau fasilitas umum?
Coba pula berjalan-jalan di sekitar kawasan rumah saat malam hari. Mengapa malam hari? Selain tujuannya untuk melihat kondisi penerangan jalan, hal ini juga dapat membantu melihat kehidupan malam lingkungan rumah. Catat dan foto semua kekurangan yang kamu temui sebagai bahan negosiasi harga, dan sampaikan itu sebelum kamu mengajukan penawaran harga kepada si penjual rumah.
Pastikan pemilik lama telah membayar semua kewajibannya, tagihan listrik, telepon, air, gas, retribusi kebersihan dan keamanan, pajak rumah tahun berjalan, dan lain sebagainya.
Salah-satu syarat pengajuan KPR adalah IMB (Izin Mendirikan Bangunan). Jadi, pastikan rumah tersebut memiliki IMB. Pasalnya, akan ada biaya tambahan jika IMB tidak dipegang oleh si pemilik rumah. Golongan pemugaran bisa kamu lihat di IMB ataupun di Dinas Tata Kota setempat. Periksa ukuran rumah yang tertera di sertifikat, PBB, dan IMB, apakah sesuai dengan keadaan bangunan dan tanah yang sebenarnya.
Dapatkan Saran Properti dari Komunitas