Buat Akun Atau Masuk
Beranda Beli Sewa Cari Listing Cari Agen

Tongkonan, Warisan Suku Toraja Yang Sarat Akan Makna Dan Keunikan


Ketika berkunjung ke Sulawesi Selatan terutama di Kabupaten Tana Toraja, pastinya Anda akan menemukan warisan budaya khas daerah tersebut. Salah satunya adalah rumah adat suku Toraja yang dikenal dengan Rumah Tongkonan. Bentuk atapnya yang unik dan menjulang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung, bahkan jadi ikon tersendiri bagi Tana Toraja.
Tongkonan kaya dengan unsur kepercayaan, tradisi kuna, peradaban serta kebanggaan masyarakat Toraja. Maka tak heran, rumah ini tak bisa dibangun sembarangan. Tongkonan sendiri berasal dari kata Tongkon yang berarti 'menduduki' atau 'tempat duduk'. Disebut seperti itu karena pada awalnya rumah adat ini dijadikan sebagai tempat berkumpul para bangsawan Tana Toraja untuk berdiskusi. 

Sejarah Rumah Tongkonan 

Rumah Tongkonan merupakan tempat masyarakat Toraja bersosialisasi. Dalam mendirikan rumah ini wajib dilakukan upacara ritual yang harus diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Sebab rumah Tongkonan bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, melainkan sebagai cara masyarakat Toraja agar tetap terhubung dengan leluhur mereka.
Menurut legende yang berkembang di masyarakat Toraja, Rumah Tongkonan pertama kali dibagun di surga. Rumah pertama tersebut memiliki 4 buah tiang. Kemudian leluhur Suku Toraja turun ke Bumi dan membuat rumah yang sama dengan yang ada di surga. Lalu digelarlah upacara yang besar.
Pada awalnya, Rumah Tongkonan hanya digunakan oleh kalangan bangsawan Toraja untuk berkumpul. Namun pada perkembangannya, rumah ini akhirnya menjadi rumah adat yang digunakan untuk tempat tinggal masyarakat Toraja.

Makna Rumah Tongkonan 

Sebagai salah satu jenis rumah adat, pembangunan Tongkonan harus dipertimbangkan dengan sangat cermat. Baik dari bentuk, dekorasi rumah maupun posisi rumah selalu memiliki nilai maupun filosofi yang sangat kuat berdasarkan budaya setempat. Hal tersebut juga berlaku pada rumah adat dari etnis Toraja ini.
Ada banyak aspek filosofis yang perlu diketahui secara mendalam dengan nilai-nilai yang sangat besar dan penuh makna. Sebagai contoh, letak rumah adat ini harus menghadap ke bagian utara sebagai lokasi Yang Maha Kuasa berada, atau bagian utara dunia. Makna rumah Toraja ini tidak hanya sekadar budaya dan adat istiadat saja, melainkan juga faktor religius antara hubungan dengan tuhan dan sesama manusia.
Oleh karena itu, tongkonan tidak dapat dimiliki secara individu, tetapi diwariskan secara turun-temurun oleh suku Toraja. Selain itu, rumah adat ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial dan religius bagi kelompok keluarga ini.

Keunikan Rumah Tongkonan

1. Rumah Panggung

Tongkonan merupakan rumah panggung yang berbentuk persegi panjang. Bahan utamanya terbuat dari lembaran papan dan batang kayu. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu uru yang merupakan tanaman lokal dari Sulawesi. Kayu uru memiliki kualitas yang sangat baik. Meskipun tidak dipernis atau dipelitur, kayu uru dapat bertahan hingga ratusan tahun. Bagian bawah rumah panggung dimanfaatkan sebagai kandang kerbau.

2. Atap Seperti Perahu

Atap tongkonan berbentuk melengkung seperti perahu dengan kedua ujung atap menjulang. Sekilas bentuknya mirip dengan rumah adat bolon dari Sumatra Utara. Bahan atapnya adalah tumpukan bilah bambu yang bagian atasnya dilapisi rumbia, alang-alang, ijuk, atau seng. Bahkan ada juga tongkonan tua yang atapnya terbuat dari batu.

3. Tanduk Kerbau

Pada tiang utama di bagian depan terdapat rangkaian tanduk kerbau. Tanduk-tanduk kepala kerbau disusun berjajar dari atas ke bawah. Tanduk kerbau tersebut berasal dari pengorbanan saat upacara penguburan anggota keluarga.
Jumlah tanduk kerbau melambangkan kemampuan ekonomi sang pemilik rumah. Hal itu juga menunjukkan tingginya derajat keluarga yang mendiami rumah tersebut. Makin banyak tanduk yang terpasang, makin tinggi pula status sosial keluarga pemilik rumah tongkonan.

4. Patung Kepala Kerbau

Di bagian depan atas rumah terdapat patung kepala kerbau. Ada tiga jenis patung kepala kerbau, yaitu warna hitam, putih, dan belang. Untuk pemilik rumah yang dituakan, ada tambahan patung kepala ayam atau naga.

5. Warna Rumah Adat 

Ciri khas yang tampak langsung pada Tongkonan adalah warna rumah adat yang sangat spesifik. Terdapat empat warna umum sebagai dekorasi Tongkonan, yakni putih, merah, hitam, dan kuning. Putih melambangkan daging dan tulang yang suci dan bersih. Hitam melambangkan kematian dan kegelapan yang sangat pekat. Warna merah melambangkan darah sebagai bagian dari kehidupan manusia. Terakhir adalah warna kuning sebagai anugerah dan keagungan dari Yang Maha Kuasa.

6. Terbagi Menjadi 3 Bagian

Pada dasarnya, Rumah Tongkonan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian selatan, utara, dan tengah. Pertama ruang selatan, disebut juga sebagai Sumbung. Ruang Selatan adalah area khusus yang ditempati kepala keluarga. Sebagai pemimpin dalam rumah tangga, kepala keluarga di masyarakat Toraja sangat dihormati dan memiliki peran sangat penting. Peraturan yang berlaku dalam sebuah keluarga hingga aktivitasnya diatur sebagian besar oleh kepala keluarga.

Kedua, ruang utara. disebut juga sebagai Tengdo. Pada bagian ini terdapat beberapa ruangan, seperti ruang tamu, tempat tidur bagi anak-anak, dan area untuk meletakkan sesaji. Tangdo adalah ruangan pertama yang akan dimasuki saat bertamu ke Rumah Tongkonan.

Ketiga, ruang tengah, atau yang juga dikenal dengan Sali. Fungsinya sangat beragam, namun utamanya sebagai tempat disimpannya jasad anggota keluarga yang telah meninggal. Selain itu, Sali juga digunakan sebagai ruang pertemuan keluarga dan juga ruang makan. Adanya jasad di ruangan Sali bukanlah sesuatu yang dianggap aneh atau menakutkan bagi Suku Toraja. Hal ini karena mereka sangat menjunjung hubungan antara seseorang yang masih hidup dengan leluhur yang telah meninggal.

Selain ketiga bagian rumah tersebut, ada pula bagian rumah yang disebut dengan Alang Sura. Ruang ini adalah lumbung padi yang biasanya dibangun terpisah dengan rumah utama. Alang Sura diibaratkan sebagai bapak bagi Suku Toraja, yaitu sebagai pencari nafkah. Sementara Rumah Tongkongan diibaratkan sebagai ibu yang melindungi dan memberi kehangatan kepada seluruh anggota keluarga.

7. Arah Rumah Disesuaikan Dengan Arah Angin

Adapun arah rumah Tongkonan mengarah ke Utara yang dianggap sebagai awal dari kehidupan manusia. Selain itu, ada kepercayaan yang menyatakan bahwa arah utara juga berhubungan dengan kekuatan dari Tuhan.
Sementara arah timur menjadi lambang awal kehidupan atau sumber energi manusia. Lalu arah barat menjadi arah yang melambangkan kematian atau kesusahan. Dan arah selatan menjadi ciri dari adanya pantat langit atau kejahatan dan tempat tinggal dari roh jahat dalam kehidupan.

8. Ornamen Ukiran

Keunikan rumah adat Tongkonan lainnya yakni dinding tongkonan yang terbuat dari kayu dipenuhi dengan hiasan ukiran. Setiap ukiran memiliki nama khusus. Ada empat jenis ukiran yang terpampang jelas pada Tongkonan, yakni : pa’barre allo, pa’tedong, pa’manuk londong, dan pa’sussuk.
Ukiran pa’barre allo merupakan ukiran dengan bentuk matahari atau bulan sebagai lambang dari sang pencipta. Sementara, ukiran pa’tedong menyerupai kepala kerbau yang diletakkan pada tiang tegak lurus sebagai simbol kemakmuran.
Kemudian, pa’manuk londong yang dicirikan dengan ayam jantan sebagai perlambang dari norma atau aturan manusia dari langit.  Terakhir, pa’sussuk merupakan ukiran garis-garis lurus yang melambangkan kebersamaan dan kekeluargaan dalam satu Tongkonan.

Jenis-Jenis Rumah Tongkonan

Secara umum ada beberapa jenis Tongkonan yang memiliki karakteristik dan keunikan masing-masing. Rumah adat ini sangat bergantung pada penguasa maupun penghuni rumahnya secara turun temurun. Beberapa jenis rumah adat Tongkonan antara lain:

1. Tongkonan Layuk

Jenis rumah adat Tongkonan yang pertama adalah Tongkonan Layuk. Rumah adat jenis ini adalah rumah adat yang pertama kali menjadi pusat pemerintahan dan kekuasaan. Rumah tersebut dimanfaatkan sebagai tempat yang mengatur segala urusan pemerintahan agar bisa berlangsung dengan baik dan lancar. Tongkonan Layuk juga merupakan salah satu simbol masyarakat Toraja yang bisa ditarik mundur kembali pada leluhurnya pada masa lalu.

2. Tongkonan Pekamberan

Jenis rumah adat Tongkonan yang selanjutnya adalah Tongkonan Pekamberan. Rumah adat ini dibuat secara khusus untuk keluarga besar yang memiliki otoritas tinggi pada suatu daerah. Tongkonan Pekamberan juga dipakai oleh penguasa dalam mengatur berbagai bentuk pemerintahan adat yang ada. Tugas dari keluarga tersebut adalah untuk melanjutkan tradisi lokal yang ada dan mewariskannya kepada generasi selanjutnya.

3. Tongkonan Batu A’riri

Jenis rumah adat Tongkonan yang terakhir adalah Tongkonan Batu A’riri yang di mana digunakan sebagai rumah keluarga biasa atau masyarakat yang membutuhkan tempat untuk tinggal. Tongkonan Batu juga memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan sedikit berbeda dari rumah Tongkonan yang lainnya.
Sampai saat ini tongkonan tetap menjadi pegangan hidup masyarakat Toraja. Sebagai pengingat dan budaya nenek moyang, tongkonan tetap menjadi idola. Selain sarat makna, rumah ini juga sangat ikonik dan jadi magnet bagi para turis untuk datang ke Toraja. 

Anda sedang mencari rumah idaman? Kini telah hadir aplikasi untuk jual, beli, sewa rumah dan properti terlengkap di Indonesia, https://onlist.id/ telah hadir untuk memberikan solusi yang nyaman dan mudah hanya dengan genggaman tangan. Find Your Dream House with OnList!

Blog Populer Lainnya


Blog Terkait