Buat Akun Atau Masuk
Beranda Beli Sewa Cari Listing Cari Agen

Mengenal 6 Arsitek Lokal Di Balik Bangunan Bersejarah Tanah Air


Di balik bangunan bersejarah Indonesia, ada sosok arsitek yang berjasa dengan mahakaryanya. Berkat mereka, bangunan bangunan tersebut masih tampak megah dan kokoh sehingga masih dapat kita nikmati hingga sekarang. Siapa sajakah mereka? Berikut adalah 6 arsitek Indonesia yang bertalenta dengan karyanya yang patut diacungi jempol. 

1. Andra Matin

Pria bernama lengkap Isandra Matin Ahmad atau yang lebih dikenal dengan Andra Matin ini merupakan salah satu lulusan Universitas Parahyangan yang ada di kota Bandung. Pria kelahiran Bandung 1962 ini merupakan salah satu arsitek asal Indonesia dengan jajaran prestasi yang membanggakan. Andra Matin dikenal dengan karyanya yang elegan, terkesan modern, serta memiliki struktur geometris yang terasa identik ditambah dengan penggunaan garis minimalis. Selain itu, Andra Matin juga lihai dalam membuat komposisi sebuah bangunan. Ini terlihat dari pembagian level setiap ruangan yang memberikan kesan terhubung. Karya Andra Matin diantaranya Potato Head Bali, Monumen Soekarno Taman Rendo di Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga Bandara Blimbingsari di Banyuwangi. Tidak hanya itu, salah satu desain rancangan instalasi Andra Matin yang memiliki judul Elevation, berhasil meraih penghargaan tingkat Internasional. Bahkan, karyanya juga pernah dipamerkan dalam sebuah acara yang bertajuk Venice Architecture Biennale di tahun 2018 dan berhasil mendapatkan special mention dari juri. Berkat mahakaryanya yang sangat inspiratif, Andra Matin mendapatkan penghargaan IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) Award pada tahun 1999, 2002, 2006, dan dinobatkan sebagai salah satu dari 101 arsitek yang paling berkiprah pada tahun 2007 oleh Wallpaper Architecture Directory.

2. Friedrich Silaban

37 tahun setelah tutup usia, nama Friedrich Silaban masih saja terus diingat, khususnya di benak para pecinta arsitektur dan sejarah Indonesia. Friedrich lahir di Bonandolok, Sumatra Utara pada 16 Desember 1912. Dia lahir dari keluarga yang memeluk agama Protestan dan merupakan anak ke-5 dari seorang pendeta. Tahun 1949 hingga 1950, Silaban terbang ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan di Academie van Bouwkunst Amsterdam dan mendapatkan gelar arsiteknya. Silaban juga telah mengunjungi setidaknya 30 kota besar di penjuru dunia untuk mempelajari arsitektur di negara-negara tersebut. Perjalanannya ke penjuru dunia tersebut, menyiratkan satu hal bahwa jiwa sebuah bangsalah yang mendefinisikan arsitektur bangsa tersebut. Perjalanan Silaban itu memengaruhi keinginannya dalam "manifestasi identitas asli Indonesia; negara yang bebas dan progresif" melalui karya-karyanya di Tanah Air. Dari apa yang dia dapatkan tersebut, lahirlah karya-karya besar Silaban mulai dari Monumen Nasional (Monas), Stadion Utama Gelora Bung Karno, sampai Masjid Istiqlal, Monumen Pembebasan Irian Barat, Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata, hingga Tugu Khatulistiwa di Pontianak. Kreativitas beliau yang paling dikenang adalah saat pembangunan tempat Masjid Istiqlal. Walaupun Silaban adalah anak seorang pendeta dan pemeluk agama Kristen, ia tidak melupakan komponen-komponen penting yang harus ada dalam sebuah masjid, bahkan ia melakukannya dengan sangat mendetail. Melalui tangannya, Masjid Istiqlal menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara sekaligus simbol kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Atas karyanya yaitu Masjid Istiqlal, ia pun mendapatkan penghargaan berupa Tanda Kehormatan Bintang Jasa Sipil dari pemerintah.

3. Soejoedi Wirjoatmodjo

Lahir pada tanggal 27 Desember 1928 di Surakarta, Soejoedi mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung. Ia dikenal sebagai seorang mahasiswa yang memiliki intelektual tinggi. Baru menyelesaikan empat tahun masa studinya di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Bandung (ITB), ia kemudian melanjutkan pendidikan di Benua Eropa. Soejoedi Wirjoatmodjo dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai arsitek dengan salah satu karya besarnya, yaitu Gedung MPR/DPR/DPD di Jakarta.  Gedung ini memiliki tinggi 100 meter persegi dan luas 80.000 meter persegi. Dengan ciri khas layaknya tempurung kura – kura, gedung ini dicetuskan oleh Ir Soekarno dengan menyelenggarakan sayembara Conefo. Tak hanya itu, ia juga merupakan sosok di balik pembangunan Gedung Kedubes Prancis di Jakarta, Gedung Konsulat Indonesia di Beograd, Gedung KBRI di Kuala Lumpur, Gedung Sekretariat ASEAN, dan Stasiun PLTA di Karangkates, Jawa Timur. Selain itu, beliau turut merancang master plan beberapa tata kota di Indonesia seperti Pontianak, Nusa Dua Bali, dan pengembangan pariwisata Jawa Tengah. Tak hanya menciptakan bangunan untuk wadah politik, Soejoedi juga merupakan seorang penggagas sekolah-sekolah arsitektur baru di berbagai kota besar di Indonesia. Dikutip dari okezone.com, beliau membuka sekolah – sekolah arsitektur baru di Universitas Indonesia (Jakarta), Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), Universitas Diponegoro (Semarang), Institut Teknologi Sepuluh November (Surabaya), dan Universitas Hasanuddin (Makassar). 

4. Achmad Noeman

Achmad Noeman dikenal sebagai seorang Arsitek kenamaan Indonesia. Ia lahir di Garut tahun 1924, anak dari seorang pendiri Muhammadiyah Garut yang turut andil dalam pembangunan sarana pendidikan seperti sekolah, asrama hingga masjid. Disinilah Achmad Noeman mulai tertarik pada bidang arsitektur. Achmad Noeman juga dikenal sebagai maestro masjid asal Indonesia karena memiliki karya-karya masjid yang terkenal seperti Masjid Salman ITB, Masjid Amir Hamzah, Masjid at-Tin, Masjid Islamic Center, dan masih banyak masjid lainnya. Tak berhenti di Indonesia, karyanya juga telah sampai ke mancanegara, seperti Masjid Soeharto di Bosnia dan Masjid Syekh Yusuf di Cape Town, Afrika Selatan. Dengan prestasinya tersebut, tak mengherankan jika Achmad Noeman sering disebut dengan Arsitek Seribu Masjid atau Maestro Arsitektur Masjid Indonesia. Oleh karena itu, tak perlu diragukan lagi bagaimana terkenalnya figur Achmad Noeman dalam kancah arsitektur nasional maupun internasional. Selain itu, beliau juga menjadi salah satu pendiri dari IAI atau Ikatan Arsitek Indonesia. Kini, masjid-masjid karya pria yang wafat pada 4 April, 2016 lalu ini dicap sebagai bangunan Islami ikonik dan bersejarah di Indonesia.

5. Han Awal

Arsitek Indonesia di balik bangunan bersejarah Tanah Air selanjutnya ada Han Awal. Ia merupakan seorang arsitek keturunan Tionghoa. Memiliki nama asli Han Hoo Tjwan, Arsitek Indonesia satu ini terkenal karena beberapa proyek pemugaran bangunan- bangunan bersejarah di Jakarta. Pada tahun 1988 ia terlibat proyek pemugaran Katedral Jakarta yang sudah mengalami kerusakan berat di berbagai bagian. Selanjutnya pada awal tahun 1990-an, Han terlibat dalam proyek pemugaran Gedung Arsip Nasional Indonesia bersama arsitek asal Belanda dan seorang arsitek lulusan Inggris. Selain itu, pria yang lahir pada 16 September 1930  ini juga terlibat dalam pemugaran Gedung Bank Indonesia dan Gereja Immanuel. Selain karya-karya pemugaran bangunan bersejarah, beliau juga memiliki karya-karya arsitektur bangunan lainnya, yaitu Gedung Kampus Universitas Katolik Atma Jaya di Semanggi dan Gedung Sekolah Pangudi Luhur di Kebayoran Baru, Jakarta. Beliau meraih penghargaan International Award of Excellence UNESCO Asia Pacific Heritage di tahun 2001 untuk bangunan Gedung Museum Arsip Nasional.

6. Ridwan Kamil

Sosok Ridwan Kamil yang kerap disapa Kang Emil ini begitu tersohor karena saat ini ia merupakan orang nomor satu di Jawa Barat. Sebelum terjun menjadi seorang pejabat publik, Ridwan Kamil memang telah menjadi seorang arsitektur cukup lama. Beberapa hasil karya monumentalnya antara lain, Museum Tsunami Aceh, Rasuna Epicentrum Jakarta, Masjid Al Irsyad Bandung, Taman-Taman Tematik di Bandung, Masjid Al Safar, hingga Rumah Botol yang jadi kediamannya di kota kembang. Tak hanya berkarya di Indonesia, pria kelahiran 4 Oktober 1971 ini juga terlibat pada beberapa proyek pembangunan di benua Asia bahkan benua Eropa, seperti contoh Marina Bay Waterfront Master Plan yang berada di Singapura,  Ningbo Newtown di Tiongkok, dan Beijing Finance Street. Lebih membanggakan lagi, karya Ridwan Kamil pun banyak yang diakui dunia dan mendapatkan penghargaan bergengsi berskala internasional. Pada 2013, ia mengukirkan prestasi dengan dianugerahi Urban Leadership Award dari University of Pennsylvania. Ia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Anda sedang mencari rumah idaman? Kini telah hadir aplikasi untuk jual, beli, sewa rumah dan properti terlengkap di Indonesia, https://onlist.id/ telah hadir untuk memberikan solusi yang nyaman dan mudah hanya dengan genggaman tangan. Find Your Dream House with OnList!

Blog Populer Lainnya


Blog Terkait