Buat Akun Atau Masuk
Beranda Beli Sewa Cari Listing Cari Agen

Asal-Usul Suku Dayak Dan Intip Rumah Adat Yang Ada Di Suku Dayak


1. Asal-Usul Suku Dayak

Suku Dayak berasal dari pulau Kalimantan, dan terdiri dari berbagai etnis suku. Masing-masing suku ini mempunyai kebiasaan, adat, dialek, budaya, serta wilayahnya sendiri.
Suku Dayak adalah nama yang diberi penjajah kepada penghuni pedalaman pulau Borneo yang tinggal di pulau Kalimantan. Kalimantan sendiri terbagi menjadi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.
Di Kalimantan, ada 5 atau 7 suku asli, yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, Paser, Berau, dan Tidung. Menurut sensus Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia 2010, suku bangsa yang ada di kalimantan dibagi menjadi tiga, yaitu suku Banjar, suku Dayak Indonesia, dan suku asal Kalimantan lainnya (non Dayak dan non Banjar).
Dulu, masyarakat Dayak memiliki budaya maritim atau bahari. Makanya, hampir semua nama sebutan orang Dayak memiliki suatu arti yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai. Biasanya dapat ditemukan di nama-nama rumpun atau nama kekeluargaannya.
Meski ada beberapa suku adat yang tinggal di pulau Kalimantan, yang paling mendominasi adalah suku Dayak. Suku Dayak berasal dari semua lima provinsi di Kalimantan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Lalu, dari mana asal daerah suku Dayak? Orang dayak adalah penduduk asli pulau Kalimantan. Dayak menjadi istilah umum untuk 200 sub kelompok lebih etnis suku yang umumnya tinggal di sungai atau pegunungan pedalaman bagian selatan dan tengah pulau Kalimantan.
Tak hanya di pulau Kalimantan bagian Indonesia, suku Dayak juga dapat ditemukan di pulau Kalimantan bagian Malaysia dan Brunei. Suku Dayak sendiri memiliki 6 rumpun yaitu Rumpun Klemantan, Rumpun Apokayan, Rumpun Iban, Rumpun Murut, Rumpun Ot Danum- Ngaju, dan Rumpun Punan.
Rumpun Dayak Punan adalah suku Dayak yang paling tua mendiami pulau Kalimantan. Sedangkan rumpun Dayak lainnya merupakan rumpun hasil asimilasi antara Dayak Punan dengan kelompok Proto Melayu, moyang Dayak yang berasal dari Yunan, Tiongkok.
Keenam rumpun tadi terbagi lagi ke dalam 405 sub-etnis, yang meskipun berjumlah ratusan, tetapi tetap memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri ini biasanya menjadi faktor penentu bagi suatu sub-suku di Kalimantan agar dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak.
Ciri-cirinya seperti memiliki rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, sumpit, mandau, beliung atau kapak Dayak, mata pencaharian, dan seni tari. Di kecamatan-kecamatan Kalimantan yang menjadi wilayah adat Dayak, mereka dipimpin seorang Kepala Adat yang dapat memimpin satu atau dua suku Dayak yang berbeda.
Dalam kesehariannya, orang Dayak berkomunikasi menggunakan bahasa Dayak yang termasuk ke dalam kategori bahasa Austronesia di Asia. Mereka awalnya memiliki keyakinan tradisional yaitu Kaharingan, namun mulai banyak yang masuk Islam sejak abad ke-19 dan banyak juga yang memilih agama Kristen.

2. Mitos Dan Fakta Tentang Suku Dayak

Suku Dayak di Kalimantan menginspirasi banyak kebudayaan di dunia. Bahkan kedahsyatan tradisi dan budaya mereka pernah membuat penjajah VOC gentar dan kebingungan. Banyak hal tentang tradisi dan budaya Dayak. Mari kita kuopas satu per satu apa saja kegaharan mereka.

  1. Seni Tato

    Seni mentato tubuh atau menggambar rajah tubuh menjadi salah satu tradisi yang harus diketahui warga Dayak. Seni tato dari suku dayak merupakan salah satu seni merajah tubuh tertua di dunia. Bagi warga Dayak, banyaknya tato menunjukkan jam terbang hidup mereka. Jumlah tato akan menunjukkan jumlah wilayah yang sudah mereka taklukkan. Kosa kata penaklukan bukan berarti menguasai, namun sudah mereka kunjungi. Ini menjadi monumen pribadi karena dalam tradisi Dayak, untuk menginjakkan kaki dari satu daerah ke daerah Dayak lainnya bukan hal mudah. Selain jaraknya yang ratusan kilometer, hal ini dilakukan dengan jalan kaki dan menembus lebatnya hutan liar. Seni tato dari Dayak ini pula yang membuat musisi Anthony Kiedis dari Red Hot Chilli Peppers mendatangi bumi Borneo. Motivasi Anthony sederhana, mendapatkan tatto asli dari Suku Dayak. Ia rela menembus hutan lebat dan medan terjal hingga ratusan kilometer.
  2. Mandau
    Mandau adalah semacam parang bagi suku Dayak. Kemanapun kaum laki-laki asal Dayak pergi, di pinggangnya selalu terselip mandau. Ini bisa dimengerti karena medan yang harus ditempuh dalam keseharian suku Dayak memang sulit. Menembus hutan lebat memiliki tingkat bahaya yang tinggi. Wajar jika membawa Mandau adalah kebiasaan dan kewajiban kaum laki-laki Dayak untuk berjaga-jaga. Dalam adat Dayak, ada aturan pemakaian Mandau. Salah satunya adalah tidak boleh digunakan untuk mengancam. Hanya boleh digunakan untuk membela diri. Konon, Mandau juga tak bisa sembarangan keluar dari sarungnya. Ada mitos bahwa jika Mandau sudah keluar dari sarangnya, harus ada korban yang tewas. Bisa dipahami karena ada pula Mandau pusaka yang berkekuatan magis.
  3. Sumpit Beracun
    Masa pendudukan VOC dengan tentara Belanda sebagai alat pemukulnya, masyarakat Dayak mencoba melawan teknologi pistol, meriam, mesiu hanya dengan sumpit. Senjata ini terbuat dari bambu panjang dan menggunakannya cukup dengan ditiup. Dalam bambu itu sudah dimasukkan peluru berupa paser beracun. Pembina Komunitas Tarantang Petak Belanga, Chandra Putra menyebutkan senjata sederhana yang biasanya digunakan untuk berburu dan menjelajah hutan ini cukup efektif. 
    "Tentara musuh banyak yang mengaku menghadapi pasukan hantu. Kadang-kadang tak terlihat namun senjatanya sudah mematikan. Selain itu jika muncul, kedatangan mereka selalu tiba-tiba dan begitu cepat pula menghilang di tengah hutan," kata Chandra.
    Sumpit beracun memang bisa menaklukkan lawannya dengan cara yang cukup sadis. Biasanya, anak sumpit akan diarahkan ke leher. Begitu tertancap anak sumpit, maka korban akan kejang-kejang hingga tewas. Hal mematikan tersebut terjadi hanya dalam hitungan menit.

3. Rumah Adat Yang Ada Di Suku Dayak


Rumah Baluk Yang Bentuknya Unik 

Arsitektur rumah adat Suku Dayak yang satu ini memang sangat unik apabila dibandingkan dengan rumah adat Suku Dayak lainnya di Kalimantan Barat. Inilah rumah adat Suku Dayak Bidayuh yang bernama Rumah Baluk. Salah satu fungsi dari Rumah Adat Baluk ini adalah untuk menyimpan tengkorak yang dikeramatkan oleh Suku Dayak Bidayuh. Untuk lokasinya sendiri terletak di Desa Hli Buei yang berada di dalam wilayah Kecamatan Siding.

Rumah Adat Dayak Mandi Angin Dengan Reliefnya Yang Artistik
Disebut juga sebagai Rumah Mandi Angin, yakni rumah adat Suku Dayak Pesaguan yang bisa teman traveler temui salah satunya di Desa Titi Buluh yang berada di wilayah Kecamatan Tumbang Titi. Rumah ini memiliki ciri khas ketinggian sekitar 1 meter dari tanah dan berbentuk panggung. 
Lalu bangunan rumah adat tersebut mayoritas terbuat dari kayu dan salah satunya adalah kayu Ulin yang memang dikategorikan sebagai kayu paling kuat dan tahan terhadap segala cuaca. Ditambah lagi dengan adanya setiap relief di dinding membuat rumah menjadi semakin terlihat cantik.

Rumah Radakng Aya Yang Digunakan Untuk Event Tertentu
Ketika teman traveler berada di pusat Kota Ngabang, sebaiknya mampir juga di Rumah Radakng Aya, yakni replikasi dari rumah adat Suku Dayak Kanayatn. Rumah Radakng Aya ini dibangun memang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan event kebudayaan Kalimantan Barat. Selain itu juga menjadi tempat wisata di Kalimantan Barat yang sangat identik dengan Kabupaten Landak. Apabila ingin singgah ke sana, datang saja langsung ke Desa Saham. 

Rumah Betang Ensaid Panjang Yang Dihuni 22 Keluarga
Saat kalian mengunjungi Bukit Kelam yang menjadi andalan wisata Kabupaten Sintang, bisa mampir juga di Rumah Betang Ensaid Panjang. Rumah Betang Ensaid Panjang tersebut memiliki ukuran 118 meter dan lebarnya 17 meter dengan tinggi yang hampir 2 meter. 
Rumah yang dihuni sekitar 22 kepala keluarga ini memiliki kerajinan yang sangat mencerminkan khas Suku Dayak, yakni kain tenun dan anyaman. Kini rumah adat yang menjadi tempat wisata di Kalimantan tersebut cukup ramai dikunjungi wisatawan, yang tidak hanya sekedar berfoto, tapi juga berbelanja hasil kreatifitas warga.

Rumah Betang Radakng Yang Merupakan Replika
Kalau ingin melihat rumah adat Suku Dayak yang lain, kalian bisa melihat di Pontianak daerah Kota Baru. Namanya adalah Rumah Betang Radakng. Namun, rumah ini bukan asli ya, ia hanya berupa replika. Rumah adat replika ini memiliki lebar 5 meter, tinggi 7 meter dan panjangnya 138 meter. 
Dibangunnya Rumah Betang Radakng selain sebagai tempat wisata di Kalbar juga menjadi pusat pertunjukan berbagai kesenian adat Suku Dayak. Selain itu juga sebagai tempat untuk memamerkan berbagai macam kerajinan ataupun makanan khas Kalimantan Barat.

Blog Populer Lainnya


Blog Terkait